KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT yang mana berkat
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaiakan makalah MSI ( Metode Studi Islam ) ini yang berjudul “ Pendidikan Dakwah Dalam Perkembangan
Islam”.
Makalah ini hasil pengumpulan dari beberapa buku dan literature dari
internet yang berhubungan dengan “ Pendidikan Dakwah Dalam Perkembangan Islam”.
Kami menyadari bahwasanya makalah kami jauh dari kesempurnaan sebagai manusia
yang mempunyai keterbatasan, yang adanya kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari mahasiswa
dan bermanfaat bagi semua pembacanya.
I
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Salah satu
tiang yang sangat penting dalam kebudayaan Islam adalah pendidikan dan dakwah
karena melalui proses pendidikan dan dakwah seluruh nilai, norma-norma dan
pengetahuan ditransformasikan atau ditransmisikan dari generasi ke generasi
berikutnya. Betapa pentingnya pendidikan dan dakwah untuk perkembangan agama
Islam tidak berlebihan jika agama Islam dimasukkan dalam
tipologi agama misionaris, yakni agama yang dikembangkan dengan melalui dakwah.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas perlu kita
ketahui rumusan masalah dalam makalah ini sebai berikut:
1. Pengertian pendidkan islam
2. Tujuan pendidikan islam.
3. Hakikat pendidkan islam
4. Pendidikan islam dalam perkembangan sejarah kebudaya’an islam
5. Pendidkan islam dalam sistem pendidkan nasional
6. Pengertian dakwah.
7. Peran dakwah dalam proses perkembangan masyarakat.
III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
BAB I
PENDAHULUAN III
Latar belakang iii
Rumusan masalah iii
BAB II
PEMBAHASAN 1
1 . Pendidikan Islam 1
Pengertian
pendidikan islam 1
Tujuan pendidikan islam 1
Hakikat pendidikan islam 1
Proses dan operanalisasi pendidikan islam 3
Pendidikan islam dalam perkembangan sejarah kebudayaan islam . 4
Pendidikan islam dalam sistem pendidikan nasional 5
2. Dakwah Dalam Perkembangan Islam 7
Pengertian dakwah 7
Peran dakwah dalam dalam perkembangan masyarakat 7
KESIMPULAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10
II
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pendidikan
Islam
A. Pengertian
Pendidikan Islam
Pengertian
pendidikan Islam adalah proses pertumbuan dan perkembangan pendidikan yang
diselenggarakan oleh umat Islam sepanjang sejrah kedudukan dan peradaban. Dan
pengertian pendidikan agama Islam adalah proses dan upaya pembelajaran ajaran
Islam kepada anak atau generasi muda agar mereka dapat memahami dan mengamalkan
ajaran-ajaran tersebut.
B. Tujuan
Pendidikan Islam
Tujuan dasar
dari pendidikan Islam pada hakikatnya sama dan sesuai
dengan tujuan diturunkannya agama Islam itu sendiri, yakni untuk membentuk manusia muttaqin, sedangkan jika ditinjau dari tujuan operasional dari pendidikan
Islam adalah :
1) Membentuk manusia muslim yang
disamping dapat melaksanakan ibadah mahdhah juga dapat melaksanakan ibadah
muammalah dalam kedudukannya sebagai orang perorangan atau sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan tertentu
2) Membentuk warga negara yang bertanggung jawab
kepada masyarakat dan bangsanya dalam rangka bertanggung jawab kepada Allah
penciptanya.
3) Mengembangkan tenaga ahli dalam
bidang ilmu (agama dan ilmu Islami lainnya)
Sebagaimana pengertian pendidikan
pada umumNya yang merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi perananya di masa yang akan
datang.
Pendidikan secara umum dikenal dalam
khasanah kebudaya’an islam, yakni ,tarbiyah(pendidkan),
ta’lim(pengajaran ) ta’dhib (kebudaya’an).
Secara etimologi tarbiyah diambil
dari tiga asal kata yakni :
1. Rabba-yarbaa,
yang berarti tumbuh dan bertambah .
2. Rabbiy-yarba,
yang berarti tumbuh dan menjadi besar atau dewasa.
3. Rabba-yarubu,
yang berarti memperbaiki, mengatur, mengurus, mendidik.
Dari pendekatan etimologis tersebut maka abdul
al-rahman al banni menyimpulkan bahwa istilah tarbiyah adalah :
1. menjaga dan
memelihara fitrah anak menjelang balik .
2. mengembangkan
seluruh potensi dan kesiapan yang bermacam-macam.
3. mengarahkan
seluruh fitrah dan potensi itu kepada kebaikan dan kesempurnaan yang layak
baginya.
4. Proses
tersebut dilakukan secara bertahap.
Adapun
istilah ta’lim diambil dari asal kata :
1. alama ya’lamu,yang berarti
yang mengecap atau yang memberi tanda.
2. Alima ya’lamu, yang berarti
mengerti dan memberi tanda.
Dari pengertian etimologi tersebut, maka ta’lim dapat dimengerti sebagai usaha
untuk menjadikan seseorang( anak) mengenal tanda-tanda yang membedakan sesuatu
dari yang lainya, dan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang
sesuatu .
Adapun istilah ta’dib diambil dari kata asal :
1. adubah- ya’budhu, yang
berarti melatih dan mendisiplinkan diri untuk berprilaku yang baik dan sopan
santun.
2. Adaba-ya’dhibu, yang berarti
mengatakan pesta atau perjamuan,
juga berati
berbuat dan berprilaku sopan .
3. Adabba, sebagai
bentuk kata kerja “ta’dib”, mengandung
pengertian mendidik, melatih, memperbaiki, disiplin dan memberi tindakan.
Dari istilah
etimologis ini, maka ta’dib bisa dimengerti sebagai “disiplin jiwa melalui
pendidikan dan pengajaran untuk memperoleh prilaku yang diharapkan”, juga dapat
berarti kondisi yang menyebabkan akal fikiran manusia terdorong untuk
mengamalkan pengetahuan yang diperolehnya”.
D. Proses dan Operasionalisasi Pendidikan Islam
Untuk mencapai
tujuan yang diharapkan maka proses dan operasionalisasi
pendidikan Islam harus dapat dilaksanakan secara efektif dan sistematis proses
dan operasionalisasi ini pada hakekatnya merupakan proses pelestarian dan
pengawet nilai atau ajaran Islam baik ke dalam satu
komunitas atau antar generasi. Dalam kenyataannya proses dan operasionalisasi
pendidikan islam terjadi dalam lembaga-lembaga sosial yang ada, terutama
sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Pendidikan
Islam dalam masyarakat mengambil bentuk tata nilai dan norma mengandung
ajaran-ajaran Islam yang harus diserap dan dihayati oleh warga masyarakatnya.
Warga masyarakat, terutama anak dan generasi muda harus di bina dan dibantu
agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan nilai-nilai tersebut sekaligus
mereka juga harus dimotivasi, didorong agar memiliki kemampuan untuk
mengembangkannya. Dalam kenyataannya pola pembelajaran pendidikan islam di
dalam masyarakat terjadi tanpa disadari atau disengaja oleh individu.
Sedangkan
pendidikan Islam didalam keluarga mengambil bentuk penanaman nilai dan norma
keislaman yang dilakukan oleh anggota keluarga terutama sekali orang tuanya.
Pendidikan agama dalam lingkungan keluarga merupakan dasar
karena awal mula anak tumbuh rasa iman kepada Allah tak lain adalah dalam
lingkungan keluarga, selama orang tuanya memiliki rasa iman yang mantap. Bentuk
pendidikan islam memang berjenjang dan bervariasi, ada yang bersifat teoritis hingga praktis, misalnya sering membawa anak ke masjid, kebiasaan
mengerjakan sholat, mengajak menghadiri pengajian. Membaca al Qur’an dan lain
sebagainya. Keseluruhan suasana dan keteladanan yang diciptakan oleh orang tua
akan mempengaruhi jiwa anak.
Dan pendidikan
islam dalam sekolah merupakan upaya pembelajaran yang telah dikembangkan secara
formal. Pada hakekatnya proses pelaksanaan pendidikan Islam di sekolah dan sekaligus guru selaku penanggung jawab adalah membina dan melanjutkan pendidikan
agama dalam rumah tangga yang telah pernah diberikan oleh keluarga. Oleh karena
itu keberhasilan proses pelaksanaan pendidikan Islam di sekolah banyak
dipengaruhi pelaksanaan pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga atau
orang tua.
Adapun bentuk
dari upaya pembelajaran dari pendidikan Islam disekolah secara formal dirumuskan dalam sistem pendidikan yang meliputi metode dan
pola pembelajaran, materi dan kurikulum. Program-program dan orientasi
pendidikan, administrasi pendidikan dan lain sebagainya yang merupakan satu
kesatuan sistem yang tidak terpisahkan.
E. Pendidikan
Islam dalam Perkembangan Sejarah Kebudayaan Islam
Melalui proses
dan operasionalisasi pendidikan islam maka arahan islam berkembang mulai dari
zaman Rosulullah hingga sekarng. Dengan demikian dalam konteks sejarah
kebudayaan, maka proses pewarisan dan pengembangan budaya manusia yang
bersumber dan berpedoman pada ajaran Islam sebagai termaktub dalam Al Qur’an dan terjabar dalam sunnah rosul, telah berlangsung sejak dari
zaman Nabi Muhammad SAW. Pada masa Rasulullah, proses dan operasionalisasi
pendidikan islam dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW berdasarkan petunjuk dan bimbingan langsung dari Allah. Sedangkan materi
pendidikan pada masa Rasul lebih ditekankan pada masalah ketauhidan.
Meskipun
hal-hal lain juga diajarkan oleh beliau secara gris besar pendidikan dan
pengajaran Islam yang diberikan Nabi Muhammad SAW selama kurang lebih 13 tahun
adalah pendidikan keagamaan dan akhlaq.
Setelah Nabi
Muhammad SAW wafat maka upaya pendidikan diteruskan oleh para sahabatnya. Pada
masa sahabat ini perkembangan pendidikan menunjukkan keberagaman baik dari
aspek materi maupun pola pengajaran sering dengan semakin luasnya
wilayah Islam dan tuntutan-tuntutan yang menyertainya. Dengan demikian
pusat-pusat pendidikan pun semakin banyak. Pada masa ini tidak ada 4 buah
pendidikan yang tersebar di kota-kota besar, yakni kota Mekkah dan mdinah (hijaz),
kota basrah dan Kufah (Iraq), kota Damsik dan Palestina (Syam) dan kota Fustat
(Mesir). Dipusat-pusat pendidikan ini pada sahabat memberi pelajaran agama
Islam kepada murid-muridnya, baik yang berasal dari penduduk setempat maupun
yang datang dari daerah lain. Dan di pusat-pusat pendidikan Islam tersebut,
timbullah madrasah-madrasah yang masih merupakan sekedar tempat memberikan
pelajaran dalam bentuk khalaqah di masjid atau tempat pertemuan lainnya.
Pada
selanjutnya pendidikan Islam mengalami kemajuan yang sangat luar bisa. Hal ini
disebabkan karena semakin berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam
dan madrasah-madrasah (sekolah-sekolah) format serta universitas-universitas
dalam berbagai pusat kebudayaan Islam. Dari segi perkembangannya, pendidikan
Islam pada masa ini mengalami orientasinya. Jika pada masa sebelumnya
pendidikan lebih diupayakan untuk menjawab tantangan dari pola budaya yang
telah berkembang dari bangsa-bangsa yang baru memeluk agama Islam, tetapi pada
masa ini pendidikan lebih diorientasikan untuk menjawab tantangan perkembangan
dan kemajuan dari kebutuhan Islam sendiri yang telah berkembang sedemikian
pesat.
F. Pendidikan
Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional
Pertumbuhan dan
perkembangan pendidikan Islam di Indonesia berjalan sesuai dengan sejarah
bangsa Indonesia sendiri. Pada masa sebelum kemerdekaan, pendidikan Islam
berjalan dan berkembang dengan pola tradisional.
Dalam pola
pendidikan ini proses pendidikan dan dakwah menjadi satu. Artinya, dalam
mengembangkan dakwah Islam dilakukan dengan melaksanakan pendidikan, dan
pengajaran kepada penduduk negeri tentang ajaran Islam.
Adapun lembaga pendidikan yang
dikembangkan pada masa tersebut adalah mengadopsi lembaga pendidikan keagamaan
dalam agama Hindu dan Budha.
Namun, dengan
demikian orang-orang barat yang membawa budaya dan peradaban modern. Dengan
sendirinya membawa pengaruh yang besar bagi sistem pendidikan dan kebudayaan.
Islam di
nusantara pada waktu itu. Mereka mulai
mendirikan sekolah-sekolah yang bertujuan untuk mendidik tenaga kerja dan
pegawai yang terampil untuk kepentingan perusahaan-perusahaan dan pemerintah.
Pada awal
kemerdekaan, pemeriksaan pada waktu berusaha untuk merumuskan sistem pendidikan
nasional. Hal ini sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 yang menghendaki
terintegrasinya sistem pendidikan yang ada yakni antara sistem pendidikan dan
pengajaran pada sekolah model pemerintah kolonial dan dan sistem pendidikan dan
pengajaran Islam yang pada umumnya masih bercorak tradisional. Usaha memadukan
kedua sistem ini dibarengi dengan kebijaksanaan pemerintah dan masyarakat
bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan tersebut dengan jalan :
- Menasionalisasikan
(mengambil dan memberikan corak nasional) sekolah-sekolah modern warisan
pemerintah kolonial Belanda, dan berusaha memasukkan (memberikan)
pendidikan dan pengajaran agama di dalam kurikulumnya secara teratur dan seksama. Dan dengan
demikian, diharapkan sekolah-sekolah modern tersebut menjadi bersendi
agama dan kebudayaan bangsa.
- Memberikan bantuan dan tuntunan
kepada pesantren dan madrasah (lembaga-lembaga pendidikan dan pengajaran
Islam) agar mampu meningkatkan mutu pendidikan dan peranannya sebagai alat
dan sumber pendidikan kecerdasan bangsa. Dan untuk itu sistem pendidikan
Islam tersebut (madrasah dan pesantren) harus dikembangkan menjadi sistem
pendidikan dan pengajaran yang bersifat modern setaraf dengan
sekolah-sekolah umum.
2. Dakwah Dalam Perkembangan Islam
A. Pengertian Dakwah
Kata dakwah (دعوة) berasal
dari kata dasar دعا yang dalam pemakaiannya harus
dirangkai dengan kata atau huruf lain.
Jika kata
”Da’aa” dapat berarti : mengajak, mengundang, menyeru, memanggil, berdiskusi
dan sebagainya. Sedangkan menurut istilahnya dakwah memiliki makna yang
beragam. Meskipun demikian secara umum dapat dikemukakan bahwa dakwah pada hakikatnya adalah ajaran kepada yang baik dan mencegah yang mungkar.
B. Peran Dakwah dalam Proses
Perkembangan Masyarakat
Sedemikian
pentingnya peran dakwah dalam kerangka mengajak umat manusia
untuk berbuat baik, maka dakwah dalam Islam memiliki hukum wajib. Hal ini dapat
dilihat dari ayat QS An Nahl (125) yang artinya:
ادع ءالى سبيل ر بك با لحكمة ولمو
عظةالحسنة وجا د لهم با لتى هي اءحسن
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
(QS
An – Nahl : 125)
ولتكن منكم
امة يدعون ال الخير وياء مرون بالمعرف وينهون عن االمنكر
Artinya : Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar (QS Ali Imron : 104)
Peran dakwah
dalam sejarah peradaban dan kebudayaan islam sangat vital.
Dakwah, misalnya telah diakui secara fungsional, telah mampu mengubah
perikehidupan masyarakat jahiliyah struktural kemasyarakatannya, bangsa Arab
memiliki tata kepercayaan penyembah berhala. Sistem pemerintahan yang menganut
faham kabilahisme yang berusia ratusan tahun. Namun melalui cara-cara dakwah
dengan persuasif dan lemah lembut, maka berubahlah mereka menjadi
penganut Islam yang baik. Tidak cukup itu saja, peranan dakwah benar-benar
telah menunjukkan fungsi vitalnya, karena hanya dalam beberapa
tahun saja melalui dakwah yang dikembangkan sejak awal agama
ini diserukan, Islam telah tersebar dan sanggup menaklukkan tiga penjuru benua,
Syria, Palestina, Mesir, Afrika Utara dan Persia adalah negara-negara yang
pertama-tama tahluk.
Yang menarik
bahwa dalam setiap fase dan periode kesejarahannya, islam telah menyumbangkan
berbagai nilai-nilai peradaban dan kebudayaan yang sangat luhur dalam wilayah
tahlukannya. Dan transformasi nilai-nilai Islami ini dalam setiap periode
kesejarahan atau dari satu generasi ke generasi yang lain tentunya melalui
proses dan kegiatan dakwah.
KESIMPULAN
Perkembangan
Islam sebagai agama besar tidak lepas dari peran penting penyelenggaraan dakwah
dan pendidikan sangatlah erat hubungan antara pendidikan dan dakwah pada
hakekatnya keduanya merupakan kegiatan dan proses sosialisasi nilai-nilai
Islam. Dalam proses ini dakwah seperti halnya pendidikan memiliki tujuan yang
sama yakni mengajak kepada sasaran untuk menghayati serta mengamalkan
nilai-nilai Islami.
Proses dan operasional pendidikan islam, maka arahan
islam berkembang mulai zaman Rosulullah hingga sekarang, dan setelah beliau
wafat maka upaya pendidikan diteruskan oleh para sahabatnya, dan pada masa
sahabat inilah perkembangan pendidikan menunjukan keberagaman baik dari aspek
materi maupun pola pengajaran seiring dengan semakin luasnya wilayah islam dan
tuntutan-tuntutan yang menyertainya.
Peran dakwah dalam perkembangan
masyarakat sebagaimana telah di
kemukakan bahwa peran dakwah dalam sejarah peradaban dan kebudayaan islam
sangat vital dan penting.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Abuddin Nata, MA. Metodologi
Studi Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002
Drs. Hmasy’ari, Ahm,dkk, Pengantar
Studi Islam, Surabaya : ( IAIN Sunan Ampel. Pengantar Studi Islam, IAIN
Sunan Ampel PRESS, 2004